Kamis, 18 Juli 2019

Perjalanan Selama di STMKG


10 Juli 2013 merupakan salah satu tanggal penting dalam hidup saya, Kok bisaa gituuu??? Iya karena saat itu pengumuman akhir Sipencatar AMG (waktu itu nama kampusnya masih AMG) dan Puji Tuhan nama saya masuk sebagai salah satu yang namanya tercantum di situ.. Bersyukur banget bisa masuk di salah satu PTK di Indonesia itu setelah melewati perjuangan panjang yang sebelumnya hampir ragu bisa masuk karena saya tau kemampuanku hanya biasa- biasa saja dan pasti banyak yang kemampuannya jauh di atas saya yang sama- sama ikut berjuang di situ, makanya saya sampe udah daftar ulang di salah satu PTN di Makassar karena ga mau nganggur setelah lulus SMA. Tapi intinya berdoa dan berjuang saja, hasilnya biar Tuhan yang tentukan. Praise the Lord bgt dahhh pokoknya bisa lolos...

Setelah pengumuman keluar, ternyata waktu daftar ulang yang diberikan oleh pihak kampus hanya 20 hari saja jadi saya segera mempersiapkan hal- hal apa saja yang perlu disiapkan untuk daftar ulang (pokoknya ga boleh menyia-nyiakan kesempatan emas ini dong. Kapan lagi kan bisa sekolah gratiss di ibukota, bahkan bukan hanya kuliah saja tapi kita juga diberikan tunjangan ikatan dinas tiap bulannya. Wwwaaaww menarik bangettt dehh). Setelah semua urusan berkas selesai, saya langsung pergi daftar ulang ke kampus. Setelah daftar ulang, lalu diberi tahu tanggal masuk untuk madabintal dan ternyata masih bulan September.

Awalnya tidak tau madabintal itu apa yaa?? (yang saya tau hanya ospek soalnya hehe). Lalu setelah tanya- tanya ke senior waktu itu ato teman kakak yang pertama kali kenalin AMG ke saya, dijelaskanlah kalo madabintal itu semacam ospek tapi bukan seperti ospek di SMA loh yaa.

Sehari sebelum pra madabintal, kita diberi pembekan mengenai hal- hal yang perlu dipersiapkan untuk pra madabintal, hp dikumpulkan (jadi bener- bener lost contact sama orang luar, ga bisa curhat- curhat selama madabintal dong huhuhu). Saat pra madabintal rambut kita dipangkas, yang laki- laki dipangkas habis dan yang perempuan dipangkas pendek super pendek kayak rambut laki- laki.

Tibalah waktu madabintal, di mana kita harus bangun sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Pantang pulang sebelum matahari terbenamlah pokoknya. Bahkan hampir tiap hari (selama 5 hari) waktu tidur pun sangat- sangat kurang. Benar saja pada saat madabintal kita diberikan banyak sekali tugas sehingga waktu istirahat hanya bisa curi- curi, padahal waktu di kampus sudah lelah dengan bimbingan fisik dan semua tekanan- tekanan lainnya. Kagett?? Iyalah kaget secara belum pernah rasain yang seperti ini sebelumnya wkwkwkwk.

Setelah madabintal selesai, kita diberikan waktu refreshing yaitu dengan outbond yang diadakan di Cibodas oleh pihak kampus. Senang?? Iya dong akhirnya bisa refreshing setelah melewati masa-masa suram, ceileh surammm kayak berasa kehidupan itu udah gelap bgt ya. Tapi yaa senanglah akhirnya bisa jalan- jalan..

Masa kuliah pun dimulai, akhirnya tau juga ternyata yang dipelajari itu masalah cuaca, iklim, gempa, dll. Meskipun benar- benar memulai dari awal karena belum pernah belajar masalah cuaca, terbangin balon, dll tapi Puji Tuhan bisa terlewati juga semester 1 dan 2. Oiya pelajaran dasar juga ada seperti fisika, matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, agama tapi lebih difokuskan ke cuaca soalnya saya jurusan Meteorologi. Dosen yang mengajar merupakan dosen yang sudah ahli dibidangnya jadi pelajarannya mudah dimengerti dan apabila kita ada kesulitan beliau- beliau pasti akan menjawab dengan baik dan jelas. Namun kita tidak sepenuhnya hanya belajar formal saja karena ada banyak kegiatan ekstrakulikuler seperti Pasukan Khusus, Marching Band, Paduan Suara, IPTEK, dll (pokoknya banyak deh, jadi tinggal pilih mau masuk mana tapi harus ikut seleksinya juga ya guyss 😉)
Setelah selesai semester 2, maka kita wisuda D I yang merupakan salah satu syarat sebelum pergi PKL dan diangkat menjadi CPNS. Saya PKL selama 10 bulan di Sibolga, Sumatera Utara (wooo jauh banget dari daerah asal). Selama PKL status kita sudah sebagai CPNS, saat itu kita diajar bagaimana menjadi seorang pengamat, jadi merupakan pengaplikasian dari pelajaran yang sudah didapat selama setahun lalu. Selama PKL ada kesulitan ato biasa- biasa saja?? Ya pasti ada- ada saja kesulitan yang dihadapi karena selama setahun kemarin lebih banyak dapat teori saja itu pun masih ada yang kurang dapat dipahami tapi untung ada pegawai- pegawai di kantor yang dengan sabar mengajari semua tahapan- tahapan kerjanya dan akhirnya dapat tambahan ilmu juga dehh.
Setelah PKL, balik ke kampus lagi sebagai tugas belajar untuk melanjutkan pendidikan D IV. Setelah balik ke kampus statusnya sudah berubah jadi PNS (menarikk banget sekolahnya, impian anak muda bgt). Belajar lagi, ilmu meteorologinya lebih diperdalam lagi karena diharapkan lulusan dari STMKG dapat menjadi seorang weather forecaster, dan yang paling ditunggu- tunggu akhirnya ketemu lagi dengan teman- teman yang terpisah dari Sabang sampai Merauke selama 10 bulan (yeayyyy!!!). Sama- sama belajar lagi, meskipun sering dapat kesulitan tapi bersyukur punya teman- teman yang punya ilmu lebih yang bisa membantu menjelaskan yang sulit- sulit itu.


Setelah menyelesaikan pendidikan D IV, tepat tanggal 4 Oktober 2018 lalu kita wisuda kembali. Bahagia sekali akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan di STMKG, namun sedih karena harus kembali terpisah jarak dan waktu dengan teman- teman yang lainnya hikkssss dan bebannya juga nambah karena bukan lagi hanya sebagai pengamat (observer) tetapi juga sebagai peramal (forecaster).